Studi Pustaka
Budidaya Tanaman Karet
Sensor pendeteksi unsur hara dalam tanah
Indonesia sebagai negara agraris memiliki lahan-lahan pertanian yang
cukup luas dan sebagian besar rakyatnya bekerja di sektor ini. Namun
selama ini hasil produksi pertanian belum dapat memenuhi kebutuhan
pangan dalam negeri sehingga kebijakan impor pun diberlakukan. Beberapa
masalah yang mempengaruhi produktivitas hasil-hasil pertanian dalam
negeri adalah biaya pengelolaan pertanian yang semakin tinggi seperti
pembelian bibit, pupuk dan pestisida serta kelangkaan pupuk yang sering
terjadi. Salah satu upaya untuk meningkatkan produksi pertanian adalah
dengan menerapkan pola pertanian modern atau dikenal sebagai pertanian
presisi. Dalam kegiatan pertanian presisi salah satu kegiatannya adalah
melakukan pemantauan dan analisa kondisi tanah dengan menggunakan
teknologi sensor sebelum dilakukan kegiatan pengelolaan lahan. Teknologi
sensor yang selama ini banyak digunakan dalam bidang pertanian adalah
pemantauan kandungan unsur hara utama yaitu Nitrogen, Phospor dan Kalium
di dalam tanah. Prinsip pengukuran dari sensor deteksi kandungan unsur
hara tersebut didalam tanah umumnya menggunakan teknologi spectroscopy,
chromatography dan electrophoresis yang membutuhkan penanganan sampel
yang rumit, peralatan yang besar dan berbiaya mahal serta prinsip
elektrokimia. Selama ini jenis sensor dengan prinsip elektrokimia
merupakan jenis sensor deteksi kandungan unsur hara yang telah banyak
dikembangkan. Jenis pengukuran yang umum digunakan dalam sensor elektro
kimia untuk deteksi kandungan unsur hara adalah teknik potensiometri dan
amperometri, akan tetapi sensor dengan prinsip potentiometri masih
memiliki kekurangan diantaranya adalah ukuran dimensi elektroda yang
cukup besar dan tingkat sensitifitas, akurasi dan limit deteksi yang
masih rendah. Selain itu produk-produk komersial untuk sensor ini masih
merupakan produk impor dan berbiaya mahal.
Untuk menjawab kendala di atas maka dibutuhkan suatu sistem sensor untuk
deteksi kandungan unsur hara utama di dalam tanah yaitu Nitrat yang
memiliki keunggulan dalam teknologi dan mampu dikerjakan di dalam
negeri. Sistem sensor ion deteksi kandungan unsur hara nitrat ini
terdiri dari divais sensor nitrat dan bagian elektronika pendukung yang
terdiri dari rangkaian pengkondisi sinyal dan rangkaian data akusisi.
Penelitian pendahuluan telah dilakukan untuk proses perancangan dan
pembuatan divais sensor nitrat. Jenis sensor ion nitrat yang telah
dikembangkan menggunakan prinsip pengukuran amperometrik atau pengukuran
arus yang mengalir sebanding dengan jumlah konsentrasi nitrat yang
diukur. Jenis konfigurasi elektroda dari divais sensor nitrat ini
menggunakan konfigurasi tiga elektroda yaitu elektroda kerja, pembanding
dan pembantu. Sedangkan material yang menyusun masing-masing elektroda
adalah elektroda kerja dan pembantu menggunakan bahan pasta emas
sedangkan elektroda pembanding menggunakan bahan pasta perak|perak
klorida (Ag|AgCl). Proses pembuatan elektroda menggunakan teknik screen
printing atau teknologi film tebal (Thick Film), dimana teknik ini dapat
dimungkinkan untuk miniaturisasi dimensi ketiga jenis elektroda
sehingga dapat terintegrasi ke dalam satu keping substrat. Membran
sensitif ion nitrat yang akan digunakan di dalam divais sensor ini
berbahan polimer konduktif jenis pirol dengan teknik penumbuhan membran
yang digunakan adalah elektro polimerisasi. Penggunaan membran sensitif
ion berbahan polimer konduktif dalam divais sensor dimaksudkan untuk
meningkatkan akurasi dan sensititifas serta dapat memperkecil faktor
interferensi dari unsur-unsur lain di dalam tanah selain Nitrat.
Walaupun hasil kegiatan penelitian pendahuluan telah berhasil membuat
divais sensor nitrat namun masih diperlukan penyempurnaan khususnya
dalam pembuatan penentuan dimensi dan tata letak dari elektroda agar
berkinerja tinggi serta kualitas sensitifitas membran polimer konduktif
yang dihasilkan masih perlu banyak penyempurnaan. Oleh sebab itu
diusulkan kegiatan penelitian ini untuk dapat menyempurnkan hasil
perancangan dan pembuatan terdahulu sehingga target capaian pada tahun
pertama dari usulan kegiatan ini diperolehnya sebuah divais sensor ion
nitrat yang telah disempurnakan dan memiliki spesifikasi kemampuan yang
lebih baik. Selain itu tingkat keberhasilan dalam pencapaian target
sebuah sistem sensor ion deteksi kandungan unsur hara nitrat lebih besar
dibandingkan jika usulan kegiatan penelitian ini belum dilakukan
penelitian pendahuluan.
Kegiatan penelitian ini direncanakan dilakukan dalam dua tahun. Pada
tahun pertama dari kegiatan ini difokuskan pada penyempurnaan hasil
perancangan dan pembuatan divais sensor nitrat dari hasil sebelumnya
yaitu penyempurnaan desain dimensi dan tata letak eketroda sehingga
berkinerja lebih baik dan optimasi kinerja membran sensitif ion yang
digunakan. Dalam kegiatan ini juga dilakukan proses pengujian dan
karakterisasi terhadap larutan nitrat standar di laboratorium. Selain
itu dilakukan perancangan dan implementasi rangkaian pengkondisi sinyal
dan data akusisi. Tahapan kegiatan penelitian ini diawali dengan
penyempurnaan mengenai dimensi dan hasil desain tata letak elektroda
sensor, yang selanjutnya digunakan sebagai dasar bagi pembuatan masker
untuk screen melalui proses fotolitografi. Setelah screen dibuat,
dilakukan proses pembuatan elektroda dengan menggunakan teknologi film
tebal. Kegiatan berikutnya setelah elektroda divais sensor nitrat
berhasil dilakukan adalah proses pelapisan membran sensitif ion nitrat
dengan metoda elektro polimerisasi di atas permukaan elektroda kerja.
Proses pembentukan membran sensitif ion nitrat dengan menggunakan metoda
elektro polimerisasi ini dilakukan dengan memberikan arus listrik
konstan pada elektroda kerja dari divais sensor sebagai anoda sedangkan
sebagai katoda digunakan batang emas. Kedua elektroda tersebut direndam
dalam larutan elektrolit pendukung yang terdiri dari larutan pirol dan
larutan ion nitrat. Selama proses elektro polimerisasi berlangsung,
dialiri gas Nitrogen murni ke dalam larutan elektrolit pendukung, hal
ini dimaksudkan untuk mempercepat proses reaksi pembentukan membran.
Dalam proses pelapisan membran dilakukan penelitian lebih lanjut
mengenai ketebalan membran yang optimum sehingga diperoleh kinerja yang
lebih baik. Proses berikutnya adalah pengujian dan karakterisasi
prototip divais sensor nitrat terhadap beberapa jenis larutan nitrat
standar yang berbeda-beda. Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh grafik
kalibrasi dari sensor serta data teknis lainnya seperti sensitifitas,
waktu tanggap, akurasi dan limit deteksi. Hasil yang diharapkan dari
penelitian pada tahun pertama ini adalah berupa sistem sensor nitrat
yang bekerja secara stand alone. Sistem sensor nitrat ini terdiri dari
prototipe divais sensor nitrat yang terintegrasi dalam satu keping
substrat dan rangkaian pengkondisi sinyal dan data akusisi. Dalam
kegiatan penelitian pada tahun kedua akan dilakukan penyempurnaan bagian
data akusisi yaitu rangkaian antar muka untuk komunikasi data secara
nirkabel (wireless). Diharapkan sistem sensor yang telah dibuat pada
tahun pertama dapat ditingkatkan menjadi sensor node yang mampu
berintegrasi dengan jaringan sensor nirkabel. Hasil yang diharapkan dari
seluruh kegiatan penelitian ini adalah berupa prototipe sistem sensor
nitrat yang portable serta mampu terintegrasi dengan sistem jaringan
sensor nirkabel, memiliki keunggulan ekonomis dibanding dengan yang
sekarang ada di pasaran, serta mampu di aplikasikan pada lahan-lahan
pertanian produktif di Indonesia sehingga pupuk dan air dapat
dioptimalkan dan mampu merubah lahan-lahan kritis menjadi lahan
produktif penghasil pangan.
sumber : http://www.ppet.lipi.go.id/riset/6